Ku ukir indah semua tentang dirimu kasih dilubuk hatiku
Tepis tirai suram yang menghalangi
Tertatih ku melangkah
Tak tahu arah kemana lagi batasi
Diri agar tak jauh terhanyut dalam jeratmu
Namun batin ini tak mampu ingkari
Dalam hangatnya dekapanmu
Ku tak bisa tuk jauh darimu
Ijinkan aku untuk merengkuh cinta dihatimu
bersimpuh memohonmu untuk cintai secara utuh, itukah yg kamu mau?
Cepat tinggalkan dirinya dan dekaplah rinduku kasih
Seandainya sedikit saja kau mau
mengerti betapa resah aku bersabar dan terus bersabar
Dalam getir ku tak mampu berpaling ke arah lain
Bayangmu seakan mengawasi ku tuk tetap menjaga hati
Tapi aku bukan malaikat yg bsa terus bertahan
Jika cobaan makin berat, bisa saja aku goyah
Namun semua itu takkan terjadi, jika kita yg mengatasi.
Yaa, kita bukan aku bukan kamu.
Bersama dengan penuh percaya semuanya kan jauh lebih mudah.
Namun aku terlalu banyak berharap, kau masih enggan.
Enggan melepas yg dulu, yg dulu yg telah menyakitimu.
Astaga bodoh sekali kamu.
Jelas-jelas ada aku, namun masih saja engkau ragu. Ada apa dengamu kasih?
Haruskah aku menyerah dan selangkah mundur membiarkanmu berpikir atau berjalan ke mana hatimu kan menuju.
Kamu selalu berusaha menuntut tanpa mau dituntut.
Apa pun yang aku bisa kan ku penuhi.
Asal jangan minta aku tuk melupakan.
Mungkin bisa tapi ku tak kan mau.
Sesingkat atau sepahit apapun kisah kita.
Aku kan terus merawat jalan ceritanya.
Biarpun dengan terseret-seret.
Keras tekadku untuk tetap memperjuangkan kata kita.
Tanpa ada kata dia.
Dia.. Entah itu siapa.
Yang jelas aku tak suka.
Aku tak suka dia masih bersemayam dipikiranmu kasih.
Tolong peka.
Aku rasa kemarin aku telah menggapai cintamu.
Cintamu yang susah digambarkan.
Gambarannya buram karena terganjal seseorang.
Sebagian perasaanmu telah hanyut kemasa lampau.
Sebagian perasaanmu juga telah hanyut kesanubariku, aku merasakannya.
Tapi kenapa sebagian? Jujur aku tak mau.
Aku tak mau ada kata berbagi atau terbagi atau membagi.
Sayang, aku ingin sepenuhnya seutuhnya tanpa celanya.
Andaikan aku bisa merubah waktu.
Tak kan pernah ku biarkan dia lebih dulu ada disisimu.
Ahh jangan terlalu banyak berandai.
Karena aku bisa saja lelah. Lelah atas perasaan ini.
Termenung memandangi arti sebuah cinta.
Akankah cinta ini kadaluarsa?
Jangan berbicara mungkin, sekarang lebih pasti.
Sekarang aku cinta. Cintaimu.
Sungguh mencintaimu kekasihku.
Karena itu harap ku sempurna perasaanmu padaku.
Tapi apa mau dikata.
Kau lebih memilihnya.
Memilih terjebak dalam masa lalu.
Masa lalumu yg mungkin beribu lebih baik pada saat denganku.
Aku tau diri dan aku sadar diri.
Diri ini tiada apa-apa nya dimatamu.
Ternyata aku salah.
Aku sama sekali tak pernah meraih cintamu.
Ahh aku menyesal mengenalmu.
Kamu memutuskan pergi disaat aku tengah cinta-cintanya.
Pengakuannu menusuk dan menancap dalam hati ini.
Membuat ia retak, kemudian patah, hingga berserakan hancur berkeping-keping.
Setega itukah dirimu?
Yaa, terimakasih atas luka yang kau tinggalkan.
Yaa, maaf atas aku yang tak pernah bisa menjadi yg kau minta.
Maaf dan terimakasih.
Jangan kan memiliki seutuhnya, berbagi engkaupun enggan.
Membagi cintamu pada diriku itu adalah mimpi bagiku mustahil bagimu.
Baiklah, aku mengerti.
Aku kan coba pahami.
Tak kan ku ganggu kau lagi.
Karena aku bukan pengemis cinta yg terus mengejarmu.
Karena aku hanyalah penyair cinta yg terus berbicara tentangmu.
Tentangmu yang menipu.
Tentangmu yang menjebakku.
Tentangmu yang aku tau kau aku cinta.
Tentangmu yang aku tau kau cinta dia.
Kenyataan ini ingin ku jadikan mimpi dan ku ingin segera terbangun.
Namun pada saat ku terbangun ini tetaplah nyata.
Argggh sialan.
Sampai kapan ini kan berakhir?
Sampai ku melepasmu?
Yaa, telah ku lakukan.
Sampai kau menemukan apa yang kau cari?
Yaa, kau harus berusaha.
Sampai aku melupakan?
Yaa, jujur aku tak kan lupa.
Sampai kau melupakan?
Yaa, pasti iya.
Mungkin dengan menjetikkan jaripun kau sudah mampu melupakan.
Melupakan aku.
Aku yang bukan apa-apa.
Aku yang bukan siapa-siapa.
Bagus lah kalau begitu.
Sekarang waktunya menjalani garis hubungan masing2.
Silakan teruskan garismu.
Aku kan membelokkan garis dan berdiam diri.
Maybe its the best way dear.
Semenjak ada tulisan ini semenjak itu jua kita memilìh untuk berpisah.
Pisahkan kata kita.
Memecah belah menjadi aku dan kamu.
Aku disini.
Kamu disana.
Aku pikir tiada penghubung lagi dari sekarang dan seterusnya.
Kau adalah kesakitanku.
Aku adalah mustahil kesakitanmu.
Jalan telah usai.
Aku masih mampu berdiri sendiri tanpamu walau tertatih.
Kamu pasti mampu berdiri tegak. tanpaku.
Tak usah khawatirkan aku.
Hahah tidak mungkin sepertinya.
Bangkit, Berdiri, Cari, Kejar bahagiamu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar