10-07-2013
Hari semakin malam. Kini jarum panjang jam weker dikamarku sudah hampir menyentuh angka 12. Aku masih sibuk memikirkan kejadian hari ini sambil memainkan sebuah pena serta meneteskan air mata. Seperti biasa aku menumpahkan perasaan ku pada buku diary tak bernyawa ini. Dari atas meja belajarku sejak sejam tadi diam saja tak bergerak, seperti memperhatikan gerak-gerik si pemiliknya terpaku menerawang kalut ke balik buku bewarna kuning itu. Masih enggan menggerakkan pena ku. Entah halaman keberapa dari buku itu yang terbuka dan ternyata masih halaman kosong terpampang tanpa noda tinta sedikitpun diatasnya. Yang ada hanya beberapa titik bekas air yang gugur dari pelipis mata. Entah bala dari mana yang membuat kisah cintaku berakhir hari ini.
Tak memperdulikan bagaimana jelek raut wajahku sekarang dan seberapa lelah tubuhku saat ini. Aku sekarang masih saja menikmati keheningan malam ini dengan jurus andalan ku Diam. Aku sendiri tak tau sampai kapan posisi seperti ini dapat bertahan.Dalam pikiranku terngiang-ngiang kata kata nya siang tadi yang menyanyat hati. Perlahan namun pasti air mata kembali turun. Andaikan aku diberi satu keajaiban aku hanya akan meminta semoga hari ini tak ada. Tuhan, Aku masih ingin bersamanya.
Hingga akhirnya getaran tak berarti dari ponsel ku menyadarkanku. Ku seka air yang melintas kedua pipi Tembem ku. Dengan penuh harap ku raih ponsel itu dalam saku celanaku. Ada sebuah pesan yang kuterima entah itu dari siapa. Ada satu nama kontak yang kudoakan semoga itu dia. Dia yang hari ini sukses besar mencabik-cabik perasaan kekasihnya yang kini resmi jadi mantannya. Seketika, namun kala itu hanya gelak tawa kecil yang terdengar saat kubaca pesan itu. Operator? menyakitkan sekali. Sia sia kah aku menangisi dia sepanjang malam ini? Lagi dan lagi kembali air mata ini menetes. Mengapa tak kunjung kering? Sungguh aku lelah tapi siapa yang mau peduli.
************************
Tunggu Part 2 nya readers :* Coming Soon
Tidak ada komentar:
Posting Komentar