Senin, 21 April 2014

Apa kabar cinta pertama? Aku rindu Kisah Putih Abu Kita.


Hai apa kabar?
Hmmm mungkin Cuma kalimat itu yang akan pertama kali ku ucap melalui mulutku dan ia dengar melalui sepasang telinganya. Gak terasa udah hampir 1 tahun kita pisah. Sejak pesta kelulusan Sekolah kita tercinta, maka sejak saat itu bayangmu tak lagi hadir di retina mata indah ku. Kemana gerangan dirimu? Aku ingin mencari. Aku ingin berlari dan berteriak menyebut namamu, nama Sahabatku, nama yang telah mengisi urutan pertama seseorang yang aku sayangi, dan mungkin hmmmm aku cintai.DULU. *upss. Terimakasih untuk Zigas sudah menyeruakkan nasib sahabat jadi cinta. Hehe dan aku mengalaminya. Bagiku yang belum tau asam-garam percintaan aku menggapnya ini adalah Cinta Pertama. Tapi ini hanya cinta semu. Cinta diam-diam. Cinta dalam hati. Cinta tanpa Isyarat. Cinta tanpa syarat. Cinta tanpa penyampain hingga tentu tanpa balasan. Cinta seorang sahabat yang tidak ingin melukai indahnya berteman dengan gundah-gelisahnya kisah cinta yang RUMIT. Yaaa selalu rumit dan penuh dengan intrik sana-sini gelak tawa, juga duka tangis. Itu Cinta. Namun ingatlah, sahabat jauh lebih penting, jauh lebih berharga, jauh lebih baik dari cinta. Karena sahabat sejati takkan melukai dan takkan menghilang seperti halnya Cinta.










Lihat aku disini. Aku tak mungkin lupa pertemanan kita. Apa kamu masih ingat apa yang sering kita lakukan bersama teman-teman lainnya? Disaat aku pertama mengenakan seragam menengah keatas berwarna putih abu dan mulai menginjakkan kakiku di lahan sekolah kita itu, disaat itu juga kali pertama aku memotret wajahmu yang lucu di pikiranku. Haha mungkin kamu tak tau jika sedang kuperhatikan. Dari jauh saja sosokmu sungguh begitu menarik dan menyenangkan dimataku. Apalagi jika berhadapan denganmu sambil melemparkan senyuman dan riak tawa. Dalam hatiku ku berbicara tuk ingin mengenal mu lebih dekat dengan tali pertemanan. Aku hanya ingin berteman tidak lebih. Aku tertarik dengan look-nya, gaya-nya, canda-nya, gaya jalan-nya, pembawaan-nya, gaya-nya bicara, dll. Astagaaa aku berkata seperti sedang jatuh cinta. Tapi mungkinkah seorang aku yang masih lugu, addict terhadap pelajaran, orang yang tertutup, hoolic belajar bisa mengalami jatuh cinta juga seperti kebanyakan remaja lainnya. Aku berbeda dengan mereka. Aku tak pernah belajar cinta-cintaan sebelumnya, karena mungkin aku terlalu focus belajar. Tapi kurasa sekarang bisa diralat aku sekarang mungkin mulai jatuh cinta, Cinta Pertama pada Pandang Pertama :’) .Eehh bukan kah aku menceritakan kisah masa lalu mengapa seperti saat ini, Hhehe terbawa suasana.









Dulu ya dulu, dulu kita berteman. Tapi aku menggapnya lebih. Salah gak sih? Aku yang sama sekali gak punya pengalaman dan ilmu cinta memang susah mengaplikasikannya keotakku. Didalam otakku sudah kebanyakan rumus rumus pelajaran paling disayangi sekaligus ditakuti kebanyakn remaja sekolah lainnya, yupp its Matematika. Aku mencintai matematika lebih dari apapun. Ehh maksudnya lebih dari pelajaran lainnya.tapi setelah mulai mengabdikan diri di Sekolah Menengah Kejuruan ternama di Banjarmasin, aku mulai mendua, karena mulai menyukai Akuntansi. Pelajaran hitung-menghitung paling banyak memuat angka 0. Jerr urang banjar tuh 0 nya tuhh liwar behambur, kada nahan wkk *bahasa banjar mode on* Entah sejak apa dulu gadget jantungku berdetak tak karuan dag-dig-dug tiap berselisihan jalan apalagi saat pelajaran Akuntansi berlangsung, karena disaat itu aku duduk disebelahnya namun tak semeja atau sebangku tapi bersebelahan? Ngerti gak? Haha entahlah. Nahh mengapa gejala it uterus berkelanjutan? Apa karena Dia? *diaa…..diaaa… telah mencuri hatiku #fatincopyan* atau karena pengaruh akuntansi yang sarat dengan angka 0. Ada apa dengan ku? Mungkinkah aku yang hoolic belajar bisa juga mencicipi cinta? Yaa kurasa mungkin saja. Mengapa tidak? Bukankah sosok sepertinya pantas dicintai? Dan aku yang tak tau diri mulai menaruh hati? Kapan? Sejak aku tau kalo aku sedang mengalami Jatuh Cinta Pertama pada Pandang Pertama. Dan kini aku hanya memflasbacknya.


Andai disediakan berjuta kalimat untuk sekedar menceritakannya kurasa tak cukup. Saat itu aku yang memang sudah akhil balig tidak menyadari bahwa aku mengaguminya. Aku ini fans diam-diam yang punya perasaan dalam terpendam dengan menyamar sebagai teman biasa, teman sekelas, teman bercanda, teman bernyanyi, teman belajar, teman. Yaa hanya teman. Biarkan status pertemanan itu tetap ada dan tak usah berubah. Karena mungkin lebih baik jika hanya sperti itu, jikalau ada sesuatu yang membuat perasaan ku mengganjal ataupun ada sesekali rasa sesak memendam rasa yang tak mungkin aku ungkap, ku takkan memperdulikannya. Itu janjiku. Karena pertemanan ini sudah terlalu indah. Mungkin lebih indah dari cinta, mungkin………….. karena aku saat itu aku belum tau indahnya dicintai dan mencintai seperti sekarang, by the way terimakasih untuk seseorang yang saat ini menjadi kekasihku dan aku sadar cinta itu begitu indah, apalagi cinta KITA. :’)











Tiga tahun bersamanya, seperti hubungan cinta, pertemanan aku dan dia juga bisa pasang dan surut. Aku menanggapinya dengan biasa saja. Terkadang aku meratapi bagaimana cara agar cara kita berteman erat seperti yang aku harapkan. Apalagi ketika aku mulai tau dia memiliki kekasih di kelas kami yang sama. Ingin ku teriak dan mencekik leher kekasihnya. Hhhe seperti itu hanya gurauan tulisan yang aku muat di posting ini. Aku tidak punya nyali segede raksasa untuk menganiyaya anak orang. Bukankah aku siswa teladan? Aku tak mungkin mencoret high-score di raport dengan keterangan pernah masuk BP Cuma gegara aku sakit hati. WHAT?? Aku sakit hati? Aku siapanya? Wahh aku terlalu bodoh untuk sakit hati. Jelas-jelas aku Cuma sekedar teman,dan aku tak pernah menyampaikan apa yang aku rasakan, juga ia tak pernah membalas yang aku rasakan, karena tanpa disampaikan Cinta takkan terbalas, untuk orang yang tak bisa mengeluarkan bahasa ataupun nada suara dimulutnya juga bisa mengutarakan rasa cintanya dengan orang yang buta sekalipun. Selalu ada jaln menuju Roma. Selalu ada Isyarat menuju Cinta. Jadi, aku tak berhak sedikitpun sakit hati. Sakit gigi sih sering :3. Aku kan terkenal cerdas, ini bisa jadi senjata tameng untuk menyembunyikan sekaligus menenggelamkan perasaan cinta wajar tak tau diri ini secerdas mungkin agar tak seorang pun yang tau, hingga terbit tulisan ini maka semua orang akan berpotensi tau cerita laluku ini. Dan aku berharap yang bersangkutan yang jadi pusat perhatian di tulisan ini tidak jadi bagian yang tau aib Cinta ku ini. SEMOGA. :D










Jujur aku merindukannya. Apa yang paling kurindukan? Senyum manisnya. Walaupun kulitnya hitam itu tak menutupi sekali kemanisannya. Bahkan madu+gula+tebu jika dicampur jadi satu belum juga cukup menyaingi kadar kemanisannya. Sipatnya yang periang. Jiwa nya yang suka menolong. Tengilnya ketika ia menggodaku, baik itu dengan kata-kata ataupun sentuhan tangan yang jahil untuk membuatku kesal sekaligus senang dalam hati. Jika diingat ada banyak sekali momen kita. Momen sewaktu kita berteman baik Cuma diwaktu kita berdua ataupun bersama teman lainnya. Semuanya kulakukan dengan suka cinta Karenamu. Andai kamu membaca tulisan ini. Ingat gak? Kita pernah merebahkan kepala di Tas yang sama di lantai kelas yang bersih bersama teman-teman lainnya pasca kebersihan kelas. Ketika itu aku yang memulai terlebih dahulu rebahan dilantai kelas menggunakan tas sebagai bantal, lalu kamu mengikutiku sambil berkata “mending ku disamping annisa”, juga teman-teman lainnya di tas masing-masing kecuali tas merah ku ada kamu dan aku. Walau ini tak berselang lama, tapi ini wahh bagiku. Tak pernah merasa sedekat itu dengamu hingga ubun-ubun ku hampir menyentuh ubun-ubun mu. Mungkinkah kamu merasa apa yang dalam kepala ku pikirkan dengan jarak sedekat itu? Aku Senang Bersamamu. Yupp.










Kalo aku ingat-ingat masa lalu tentang kamu, aku bawaanya pengen mendengarkan lagu-lagu Last Child melulu. Karena lagu-lagu itu sontak mengingatkan aku pada sosokmu. Lagu kita. Lagu yang suka kita nyanyikan bersama-sama. Lagu yang sama-sama kita sukai. Lagu yang selalu ingin kamu nyanyikan ketika bersamaku. Lagu yang membuat aku rindu padamu. YAA AKU RINDU PADAMU, Sahabatku. Untuk mengurangi rasa rinduku ku bangkitkan tulisan ini. Terimakasih untuk 3 tahun berlalu. Terimakasih untuk senyum manismu. Terimakasih Idolaku di Sekolah. Terimakasih Cinta Pertama. Terimakasih Teman Pria Terbaik. Kapan kita bercanda lagi? Ku dengar kamu sekarang di Seberang Pulau? Kapan kamu balik ke Kota Sungai? Dan kapan kita bisa bertemu lagi? Entah kapanpun itu yang jelas, ku berharap semoga kamu baik-baik saja disana. Amin.







*Dari teman lamamu semasa putih abu yang tiba-tiba tersengat rindu

Tidak ada komentar: